Monday, July 31, 2017

Pidato

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.      Latar Belakang

Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas ekstensi (keberadaan) di tengah-tengah orang lain bukanlah sekedar “ngoceh”, tetapi berbicara yang menarik (atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur (rekreatif), dan berpengaruh (persuasif). Dengan kata lain, manusia harus berbicara berdasarkan seni berbicara yang disebut retorika atau seringkali disebut dengan pidato.


BAB II

PEMBAHASAN

 

1.      Pengertian Pidato

Pidato ialah menyampaikan pikiran, perasaan, kemauan dari seseorang kepada sekolompok orang. Pidato dapat juga dikatakan sebagai penyampaian pikiran secara lisan di depan penonton atau pendengar. Sedangkan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pidato didefinisikan sebagai (1) Pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak; (2) Wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak ramai.

2.      Tujuan Pidato

Tujuan Pidato itu dapat dibagi tiga macam :

a.      Informatif

Pidato informatif bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca. Informasi dapat berupa petunjuk tentang sesuatu, pengarahan tentang masalah tertentu, dan penjelasan tentang objek tertentu yang perlu untuk diketahui oleh pendengar.

b.      Rekreatif

Pidato rekreatif bertujuan untuk menghibur para pendengar. Pada saat menyampaikan informasi sang orator perlu menyelipkan hal hal yang menghibur, sehingga tujuan pidato untuk menyampaikan informasi dapat tercapai dengan baik.

c.       Persuasif

Pidato persuasif bertujuan untuk mempengaruhi para pendengar. Pada saat menyampaikan informasi sang orator juga perlu ada bersifat mempengaruhi atau mengajak, sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh pendengar di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengajak dan mempengaruhi para pendengar sang orator harus dapat menyampaikan bukti bukti dan alasan yang dapat diterima akal sehat. Bukti-bukti dapat berupa fakta fisik atau fakta logika. Fakta fisik adalah fakta yang dapat dibuktikan secara material atau yang menyangkut semua kebendaan. Fakta logika adalah fakta yang disampaikan baik berupa ciri-ciri, fenomena, fungsi, hubungan, sebab, akibat, pengaruh, tujuan, pembagian, dan lain-lain sesuai dengan objek yang sedang dijelaskan.

3.      Jenis-Jenis Pidato

Jenis-jenis pidato dapat dibagi enam macam :

a.      Pidato Pembukaan

Berupa pidato singkat yang biasa dibawakan oleh pembawa acara atau mc (master of ceremony).

b.      Pidato Pengarahan

Pidato yang disampaikan untuk mengarahkan suatu acara yang akan/sedang dilaksanakan.

c.       Pidato Sambutan

Pidato yang disampaikan pada suatu kegiatan atau acara tertentu dan dapat dilaksanakan oleh beberapa orang secara bergantian dengan jenjang waktu tertentu.

d.      Pidato Peresmian

Pidato yang biasa dilaksanakan oleh seseorang yang berpengaruh ketika akan meresmikan sesuatu.

e.       Pidato Laporan

Pidato yang isinya bertujuan untuk melaporkan hasil hasil dari suatu tugas atau kegiatan.

f.        Pidato Pertanggungjawaban

Pidato yang berisi tentang pernyataan suatu pertanggungjawaban terhadap kegiatan tertentu.

4.      Metode Berpidato

Metode berpidato itu dapat dibagi empat macam :

a.      Impromptu

Pidato yang dilakukan secara serta-merta dan tanpa persiapan terlebih dahulu. Misalkan seseorang yang menghadiri suatu acara tertentu dan tiba-tiba tanpa sepengetahuannya dipersilahkan untuk menyampaikan pidato, maka yang demikian disebut berpidato dengan metode impromptu.

b.      Memoriter

Pidato yang ditulis dalam bentuk naskah dan kemudian dihafalkan kata demi kata. Metode ini sering digunakan dalam suatu perlombaan pidato yang memiliki tema tertentu. Metode ini dianggap kurang efektif karena dapat mengurangi nilai komunikasi si pelaku pidato terhadap pendengar karena kemungkinan besar “si penceramah” berupaya mengingat-ngingat isi pidato yang ingin disampaikan.

c.       Naskah

Yaitu metode berpidato menggunakan naskah. Disini tidak dikenal istilah menyampaikan pidato, namun membacakan pidato karena pembicara akan menyampaikan pidato dari awal sampai akhir. Metode ini sangat perlu dilakukan jika isi pidato yang disampaikan harus benar-benar akurat dan tidak boleh terdapat kesalahan, misalkan seseorang yang ingin menyampaikan tentang isi laporan keuangan suatu kegiatan, maka dalam hal ini laporan perlu dibacakan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

d.      Ekstemporan

Metode berpidato dengan terlebih dahulu menyiapkan garis besar konsep pidato yang akan disampaikan (outline) dan pokok penunjang pembahasan (supporting point). Jenis pidato ini adalah jenis pidato yang paling baik dan sering dilakukan oleh pembicara yang telah mahir dan berpengalaman.

5.      Persiapan Konsep Pidato

Setelah sang orator mengetahui tema atau subtema yang akan disampaikan di dalam pidato, maka ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan, seperti dikemukakan Suparni (1988: 29) berikut ini.

a.      Menganalisis Pendengar

Pada saat berpidato yang akan disampaikan informasi, hiburan atau mempengaruhi para pendengar. Oleh karena itu, sang orator harus memperhatikan kebutuhan, kemampuan, pendidikan, dan kesenangan para pendengar, sehingga apa yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

b.      Menyempitkan Topik

Menyempitkan topik bertujuan agar apa yang disampaikan dapat terfokus pada masalah tertentu. Misalnya, cara merawat bunga, topiknya terlalu luas. Topik ini dapat dipersempit menjadi cara merawat bunga anggrek.

c.       Mengumpulkan Bahan

Bahan dikumpulkan sesuai dengan tema atau subtema yang akan disampaikan pada saat pidato. Bahan dapat diperoleh melalui bertanya kepada orang yang mengetahui, membaca buku, majalah, koran, internet atau mencari referensi yang sesuai dengan tema atau subtema.

d.      Menyusun Kerangka Pidato

Pidato yang baik harus memiliki kerangka seperti berikut ini.

1.      Pembukaan Pidato

Pendahuluan berisi tentang sala pembuka, penghormatan kepada para pendengar, mulai dari jabatan atau status yang paling tinggi menuju ke terendah.

2.      Isi Pidato

Isi pidato berisi tentang materi sesuai dengan tema atau subtema, mulai dari masalah yang lebih penting (besar) kepada masalah yang kurang penting (sederhana).

3.      Penutup Pidato

Bagian penutup pidato berisi tentang simpulan apa yang telah disampaikan pada bagian isi pidato dan memohon maaf kepada seluruh pendengar dan mohon ampun kepada Tuhan atas segala kesilapan yang telah terjadi.

e.       Melatih dengan Suara Nyaring

Sebelum berpidato sang orator harus berlatih, supaya apa yang disampaikan dapat diterima pendengar. Dalam latihan ini perlu diperhatikan nada, tekanan, dan intonasi atau lagu kalimat.

6.      Persiapan Pelaksanaan Pidato

Menurut Fidhiah (1966: 9), persiapan pelaksanaan pidato adalah sebagai berikut.

a.      Penampilan

Penampilan atau performance sang orator harus menarik. Dalam hal ini perlu diperhatikan sebagai berikut.

1)      Pakaian sopan dan memberikan kesan familier.

2)      Menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan keadaan.

3)      Tampil dalam kondisi tubuh yang prima dan tangkas.

4)      Tumbuhkan rasa percaya diri.

b.      Sikap

Pada saat menyampaikan pidato harus menjaga sikap. Pada bagian ini perlu diperhatikan hal berikut.

1)      Bersikap sopan sesuai dengan situasi yang sedang berlangsung.

2)      Penuh percaya diri, sehingga menimbulkan keyakinan para pendengar.

3)      Menghargai waktu, sehingga apa yang direncanakan dapat berjalan dengan baik.

4)      Bertanggung jawab terhadap apa yang sedang disampaikan.

5)      Bersikap rendah hati, sehingga tidak timbul kesan menggurui pendengar.

6)      Dapat memberikan motivasi kepada pendengar, sehingga pendengar dapat terpengaruh kepada apa yang sedang dikemukakan.

c.       Bahasa

Bahasa merupakan media utama di dalam pidato untuk menyampaikan buah pikiran kepada pendengar. Oleh karena itu, perlu diperhatikan hal-hal yang berikut.

1)      Vokal harus jelas, sehingga dapat didengar dan dipahami oleh semua pendengar.

2)      Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan tingkat kemampuan para pendengar.

3)      Dapat memilih kosakata yang relevan dan aktual.

4)      Padat dan berisi, tetapi harus kaya dengan improvisasi.

5)      Mampu memancing emosi pendengar.

6)      Bahasa harus dinamis dan tidak monoton.

7)      Menggunakan bahasa secara bervariasi.

8)      Memperlihatkan kesan intelek agar terlihat profesional.

d.      Wawasan

Tema dan subtema yang akan disampaikan di dalam pidato harus dipahami secara luas dan mendalam, sangat diperlukan keluasan wawasan. Untuk mencapai wawasan yang memadai diperlukan hal hal sebagai berikut.

1)      Sang orator harus memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai.

2)      Bersikap terbuka, sehingga dapat menerima kritik dan saran dari para pendengar.

3)      Mengikuti perkembangan zaman.

4)      Mengungkapkan masalah yang sesuai dengan tema acara yang sedang diadakan.

5)      Dalam menyampaikan masalah tidak menggurui para pendengar.

6)      Harus menyadari bahwa pendengar terdiri dari latar belakang pendidikan dan pengalaman yang berbeda.

7)      Mengemas materi dengan bahasa yang baik sehingga dapat dipahami pendengar dengan baik.

8)      Menggunakan waktu dengan baik.

9)      Membuat kerangka berpikir secara sistematis.

10)  Memperlakukan pendengar sebagai hal yang terpenting di dalam pertemuan itu.

7.      Contoh Pidato

Berikut adalah contoh cuplikan pidato dari Bung Tomo pada 10 November 1945, yang berhasil mengubah Indonesia.

Bismillahirrahmanirrahim …
Merdeka !!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia, terutama, saudara-saudara penduduk kota Surabaya. Kita semuanya telah mengetahui bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua. Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan, menyerahkan senjata-senjata yang kita rebut dari tentara Jepang.

Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan. Mereka telah minta supaya kita semua datang kepada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda menyerah kepada mereka.

Saudara-saudara, kita semuanya, kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris ini. Dan kalau pimpinan tentara Inggris yang ada di Surabaya ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia, ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini. Dengarkanlah ini hai tentara Inggris, ini jawaban rakyat Surabaya, ini jawaban pemuda Indonesia kepada kau sekalian.

Hai tentara Inggris !

Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah & putih, maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga!

Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting tetapi saya peringatkan sekali lagi, jangan mulai menembak, baru kalau kita ditembak, maka kita akan ganti menyerang mereka itu.

Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin merdeka. Dan untuk kita, saudara-saudara, lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: MERDEKA atau MATI.

Dan kita yakin, saudara-saudara, pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita sebab Allah selalu berada di pihak yang benar, percayalah saudara-saudara, Tuhan akan melindungi kita sekalian

Allahu Akbar..!

Allahu Akbar..!

Allahu Akbar…!

MERDEKA!!!


BAB III

PENUTUP

 

1.      Kesimpulan

Pidato merupakan kegiatan berbicara atau berorasi untuk menyatakan pendapat di depan umum. Adapun tujuan dalam berpidato ialah untuk memberi pemahaman dan informasi kepada orang lain, serta fungsinya untuk mempermudah komunikasi. Dalam praktiknya pidato disampaikan oleh seseorang pimpinan pada khalayak ramai. Dalam berpidato ada tata caranya mulai diawali dengan pembukaan, penyampaian isi dan penutup serta bagaimana kita bersikap dan berbicara yang baik di muka umum.Metode yang dapat kita gunakan untuk berpidato diantaranya Impromptu, Naskah, Memoriter dan Ekstemporan.

2.      Saran

Diharapkan setelah mempelajari dan memahami makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui cara berpidato yang baik, dan mahasisawa dapat mengembangkan kemampuan berpidato serta diharapkan tampilan mahasiwa dalam berpidato benar-benar menunjukkan kualitas sebagai insan yang terpelajar.


DAFTAR PUSTAKA

 

Tantawi, Isma. 2013. Terampil Berbahasa Indonesia. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Tanpa Nama. 2013. http://lussychandra.blogspot.co.id/2013/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html. Diakses pada Tanggal 30 Desember 2015

Tanpa Nama. 2014. http://uihanamizuki.blogspot.co.id/2014/12/makalah-bahasa-indonesia-pidato.html. Diakses pada Tanggal 30 Desember 2015.



Untuk download file word (.doc) di atas, silahkan klik link dibawah ini :

No comments:

Post a Comment