- Akar Kata Komunikasi
Kata
“komunikasi” berasal dari bahasa Latin, “comunis”,
yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang
atau lebih. Akar katanya “communis”
adalah “communico” yang artinya
berbagi (Stuart,1983, dalam Vardiansyah, 2004 : 3). Dalam literatur lain
disebutkan komunikasi juga berasal dari kata “communication” atau “communicare”
yang berarti " membuat sama" (to
make common). Istilah “communis” adalah
istilah yang paling sering di sebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang
merupakan akar dari kata kata Latin yang mirip
Komuniksi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan
di anut secara sama.
(http://cahpct.blogdetik.com/2009/04/02/definisi-komunikasi/)
Dalam hal
ini, yang dibagi adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan. Komunikasi
sebagai kata kerja (verb) dalam
bahasa Inggris, “communicate”, berarti
(1) untuk bertukar pikiran-pikiran, perasaan-perasaan dan informasi; (2) untuk
membuat tahu; (3) untuk membuat sama; dan (4) untuk mempunyai sebuah hubungan yang
simpatik. Sedangkan dalam kata benda (noun),
“communication”, berarti : (1)
pertukaran simbol, pesan-pesan yang sama, dan informasi; (2) proses pertukaran
diantara individu-individu melalui simbol-simbol yang sama; (3) seni untuk
mengekspresikan gagasan-gagasan, dan (4) ilmu pengetahuan tentang pengiriman
informasi (Stuart, 1983, dalam Vardiansyah, 2004).
Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi berasal dari akar kata yang
maknanya selalu (1) melibatkan pertukaran simbol atau tanda baik verbal maupun
nonverbal, (2) terbangunnya relasi kebersamaan antara komunikator dengan
komunikan. Simbol atau tanda verbal seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
Sementara simbol atau tanda nonverbal seperti mimic, gerak-gerik serta suara.
Terbangunnya relasi kebersamaan ini bukan selalu sebagai hubungan yang positif
seperti keakraban atau keintiman melainkan terbentuknya kontak hubungan antara
pengirim pesan dengan penerima pesan melalui simbol atau tanda-tanda tertentu
yang bersifat verbal atau nonverbal. Aplikasi kontak simbol ini baik dilakukan
dengan diri sendiri (intrapersonal) maupun dengan pihak lain (antarpersonal).
- Definisi Komunikasi
Kehidupan
manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena
komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial
manusia dan masyarakat. Aktivitas komunikasi dapat dilihat pada setiap aspek
kehidupan sehari-hari manusia yaitu sejak dari bangun tidur sampai manusia
beranjak tidur pada malam hari. Bisa dipastikan sebagian besar dari kegiatan
kehidupan kita mengunakan komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal.
Namun, apa yang dimaksud dengan komunikasi itu sendiri ?
Pawito
dan C Sardjono (1994 : 12) mencoba mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses
dengan mana suatu pesan dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari
suatu sumber kepada penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam
pengetahuan, sikap dan atau perilaku overt
lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model komunikasi
yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the channel) dan penerima (the receiver).
Wilbur
Schramm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process). Schramm menguraikannya sebagai berikut :
“Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita
berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonnes) dengan seseorang. Yaitu kita
berusaha berbagai informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya
saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide
bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau
pemberi komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan
tertentu” (Suprapto, 2006 : 2-3).
Dari
uraian tersebut, definisi komunikasi menurut Schramm tampak lebih cenderung
mengarah pada sejauhmana keefektifan proses berbagi antarpelaku komunikasi.
Schramm melihat sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil
melahirkan kebersamaan (commonness),
kesepahaman antara sumber (source)
dengan penerima (audience)-nya.
Menurutnya, sebuah komunikasi akan benar-benar efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan
lain-lain persis sama seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai.
Pakar
komunikasi lain, Joseph A Devito mengemukakan komunikasi sebagai transaksi.
Transaksi yang dimaksudkannya bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana
komponen-komponennya saling terkait dan bahwa para komunikatornya beraksi dan
bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan. Dalam setiap proses transaksi,
setiap elemen berkaitan secara integral dengan elemen lain (Suprapto, 2006 :
5).
Sebagai
proses, kata Smith, komunikasi sekaligus bersifat khas dan umum, sempit dan
luas dalam ruang lingkupnya. Dirinya menguraikan :
“Komunikasi antarmanusia merupakan suatu rangkaian
proses yang halus dan sederhana. Selalu dipenuhi dengan berbagai unsur-sinyal,
sandi, arti tak peduli bagaimana sederhananya sebuah pesan atau kegiatan itu.
Komunikasi antarmanusia juga merupakan rangkaian proses yang beraneka ragam. Ia
dapat menggunakan beratus-ratus alat yang berbeda, baik kata maupun isyarat
ataupun kartu berlubang baik berupa percakapan pribadi maupun melalui media
massa dengan audience di seluruh dunia…ketika manusia berinteraksi saat itulah
mereka berkomunikasi…saat orang mengawasi orang lain, mereka melakukan melalui
komunikasi” (Blake dan Haroldsen, 2003 : 2-3).
Sedangkan,
Larry A Samovar, Richard E Porter dan Nemi C Janin dalam bukunya Understanding Intercultural Communication
mendefinisikan komunikasi sebagai berikut :
“Communication
is defined as a two way on going, berhaviour affecting process in which one
person (a source) intentionally encodes and transmits a message throught a
channel to an intended audience (receiver) in order to induce a particular
attitude or behaviour” (Purwasito, 2003 : 198).
Dance dan
Larson (dalam Vardiansyah, 2004 : 9) setidaknya telah mengumpulkan 126 definisi
komunikasi yang berlainan. Namun, Dance dan Larson mengidentifikasi hanya ada
tiga dimensi konseptual penting yang mendasari perbedaan dari ke-126 definisi
temuannya itu, antara lain
:
1.
Tingkat observasi atau derajat keabstrakannya. (a) Definisi
bersifat umum, misalnya definisi yang menyatakan komunikasi adalah proses yang
menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. (b) Definisi
bersifat khusus, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah alat
untuk mengirimkan pesan militer, perintah dan sebagainya melalui telepon,
telegraf, radio, kurir dan sebagainya.
2.
Tingkat kesengajaan. (a) Definisi yang mensyaratkan
kesengajaan, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah
situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan
kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.
(b) Definisi yang mengabaikan kesengajaan, misalnya dari Gode (1959) yang
menyatakan komunikasi sebagai proses yang membuat sesuatu dari yang semula
dimiliki oleh seseorang atau monopoli seseorang menjadi dimiliki dua orang atau
lebih.
3.
Tingkat keberhasilan dan diterimanya pesan. (a)
Definisi yang menekankan keberhasilan dan diterimanya pesan, misalnya definisi
yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran informasi untuk
mendapatkan saling pengertian. (b) Definisi yang tidak menekankan keberhasilan
dan tidak diterimanya pesan, misalnya definisi yang menyatakan komunikasi
adalah proses transmisi informasi.
Dari
berbagai definisi komunikasi yang ada, Sasa Djuarsa Sendjaja dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi mencoba
menjabarkan tujuh definisi yang dapat mewakili sudut pandang dan konteks
pengertian komunikasi. Definisi-definisi tersebut antara lain :
1.
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang
(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan
tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).
Definisi ini seperti yang dikemukakan Hovland, Janis & Kelley (1953).
2.
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi,
gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol
seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. Komunikasi ini
seperti yang dikemukakan Berelson dan Stainer (1964).
3.
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang
menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan
akibat apa atau hasil apa? (Who? Says
what? In which channel? To whom? With what effect?). Definisi seperti yang
dikemukakan Lasswell (1960).
4.
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu
dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki
oleh dua orang atau lebih. Definisi ini seperti yang dikemukakan Gode (1959).
5.
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan
untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan
atau memperkuat ego. Definisi ini seperti dikemukakan Barnlund (1964).
6.
Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu
bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. Definisi ini seperti yang
disampaikan Ruesch (1957).
7.
Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana
pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya. Definisi ini
seperti yang dikemukakan Weaver (1949) (Zubair, 2006).
Sementara
Riswandi menyimpulkan beberapa
karakteristik komunikasi berdasar berbagai
definisi yang dikemukakan para ahli, antara lain :
1.
Komunikasi adalah suatu
proses, artinya komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau
peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta
berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.
2.
Komunikasi adalah suatu
upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Komunikasi
adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta
sesuai dengan tujuan atau keinginan dari pelakunya.
3.
Komunikasi menuntut adanya
partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat
kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang
berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan
sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan.
4.
Komunikasi bersifat
simbolis karena dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang. Lambang
yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah bahasaverbal
dalam bentuk kata-kata, kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya.
5.
Komunikasi bersifat
transaksional. Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan, yaitu
memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara
seimbang atau porsional.
6.
Komunikasi menembus faktor
ruang dan waktu Maksudnya bahwa para pelaku yang terlibat dalam
komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama. Dengan adanya
berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, internet, faximili, dan
lain-lain, faktor ruang dan waktu tidak lagi menjadi masalah dalam
berkomunikasi. (Riswandi, 2006).
Jika
dilihat sekilas dari ulasan di atas, kiranya dapat ditarik benang merah bahwa
tiap ahli bisa memiliki pandangan beragam dalam mendefinisikan komunikasi. Komunikasi terlihat sebagai kata yang abstrak
sehingga memiliki banyak arti. Kenyataannya untuk menetapkan satu definisi
tunggal terbukti sulit dan tidak mungkin terutama jika melihat pada berbagai
ide yang dibawa dalam istilah itu.
Ilmu
komunikasi merupakan ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner
sehingga definisi komunikasi pun menjadi banyak dan beragam. Masing-masing
mempunyai penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi
pada dasarnya berbagai definisi komunikasi yang ada sesungguhnya saling melengkapi
dan menyempurnakan sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Blake, Reed H., and Haroldsen, Edwin O. Taksonomi Konsep Komunikasi. Cetakan
Ke-1. Terj. Hasan Bahanan.
Surabaya: Papyrus, 2003.
Pawito, dan C Sardjono. Teori-Teori Komunikasi. Buku Pegangan Kuliah Fisipol Komunikasi
Massa S1
Semester IV. Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 1994.
Purwasito, Andrik. Komunikasi
Multikultural. Cetakan Ke-1. Surakarta: Muhammadiyah University Press,
2003.
Suprapto, Tommy. Pengantar
Teori Komunikasi. Cetakan Ke-1. Yogyakarta: Media Pressindo, 2006.
Vardiansyah, Dani. Pengantar
Ilmu Komunikasi. Cetakan Ke-1. Bogor: Ghalia Indonesia, 2004.
Internet :
Zubair, Agustina. “Definisi Komunikasi.” WordPress.com 17 Oktober 2006. 10 Juni
2010.
<http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/17/definisi-komunikasi>
Riswandi.
“Definisi Komunikasi dan Tingkatan Proses Komunikasi.” WordPress.com 17 Oktober 2006. 10 Juni
2010.
<http://meiliemma.wordpress.com/2006/10/17/definisi-komunikasi-dan-tingkatan-proses-komunikasi/>
“Definisi Komunikasi.” Blogdetik.com. 11 Juni 2010.
<http://cahpct.blogdetik.com/2009/04/02/definisi-komunikasi/>
No comments:
Post a Comment