5 masalah dasar manusia dalam hidup
menurut C. Kluckhohn:
1. Masalah
manusia dengan hakikat dari hidup manusia:
a. Hidup
itu buruk
Hidup
itu ditanggapi oleh manusia sebagai hal buruk jika manusia tersebut mengalami
kesulitan atau kegagalan dalam hidupnya dan berpendapat bahwa hidup itu negatif
atau buruk. Dan menganggap kalau setiap yang baru lahir itu akan mengalami
kesulitan atau hal buruk. Sebagai contoh, aku pribadi juga sering berpikiran
bahwa hidup ini buruk. Ketika aku gagal dalam ujian, ketika semua usaha yang
aku lakukan sia sia dan tidak ada artinya, dan juga ketika aku patah hati. Saat
aku berada dalam kondisi seperti itu, aku akan lupa dengan Tuhan dan tidak mengakui
segala kenikmatan yang ada di dunia ini. Aku pernah berada di posisi patah hati
yang sangat mendalam, semua usaha yang aku lakukan berbulan bulan berakhir sia
sia, saat itu aku benar benar muak dengan kehidupan ini. Aku mulai malas makan,
mulai malas untuk beribadah, bahkan aku juga mulai malas berinteraksi dengan
orang lain. Saat itu juga aku membenci semuanya, semua hal yang ada disekitar
aku aku benci, semua orang yang disekitar aku juga aku benci, bahkan orang
orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan aku juga aku benci. Aku ketika itu
berpikir untuk apa kita hidup bila kita tidak bahagia dengan kehidupan kita
sendiri. Untuk apa kita hidup bila yang kita rasakan dalam kehidupan ini hanya
kesengsaraan? Bukankah tujuan kita memiliki kehidupan itu untuk mendapatkan
kenikmatan hidup? Karena itu ketika itu aku sangat membenci kehidupan. Aku yang
bahkan biasanya sangat menyukai anak bayi ketika itu tidak peduli dengan
kelahiran keponakan aku. Karena aku menganggap setiap sebuah kehidupan baru
muncul di muka bumi ini, maka sebuah kesengsaraan baru juga ikut muncul di muka
bumi ini. Walaupun sekarang aku sudah bangkit kembali, tapi aku masih mengingat
dengan jelas diri aku yang waktu itu. Diri aku yang begitu membenci kehidupan.
b. Hidup
itu baik
Hidup
itu sebagai suatu hal yang baik jika kita beranggapan kalau hidup itu merupakan
suatu anugrah dari Tuhan dan merupakan hal yang berdampak positif bagi kita.
Contohnya, ketika aku semakin dekat dengan orang yang aku cintai, aku akan
mersa dunia ini begitu indah, aku akan merasa kehidupan ini adalah anugrah
terbaik yang diberikan Tuhan kepada aku. Contoh yang lain adalah ketika aku
berhasil memenangkan kompetisi video, ketika aku berhasil membuat film pertama
aku, dan ketika aku sukses mendapatkan banyak orang untuk bergabung dengan aku
untuk membuat video. Pada saat itu juga aku sangat bersyukur karena aku dapat
hidup di dunia ini. Aku sangat berterimakasih kepada Tuhan ketika itu. Terus
yang paling membuat aku sangat bersyukur bisa hidup di dunia ini adalah ketika
aku berhasil memberikan kejutan kepada orang yang aku cintai. Ketika itu aku
berusaha sangat keras untuk membut kejutan itu. Aku berkerja siang dan malam,
berpergian kesana kemari untuk mencari bahan bahannya. Berpergian kesana kemari
juga untuk mencari bantuan dari orang orang, mencari informasi, mencari segala
sesuau yang aku butuhkan untuk membuat kejutan itu. Aku mempersiapkan kejutan
itu selama berbulan bulan. Aku menghabiskan banyak waktu, tenaga, dan uang
hanya demi kejutan itu. Kejutan itu adalah sebuah hadiah yang aku rancang
sendiri. Sederhana, namun sangat elegan, sangat istimewa. Jelas sekali itu
merupakan kejutan terbaik yang pernah aku buat. Aku sering membuat kejutan
sebelumnya dan semuanya juga berhasil dengan baik. Namun yang satu ini beda,
aku benar benar mengerahkan segala yang aku mampu. Dan benar saja, ketika aku
memberikan kejutan ini kepada orang yang aku cintai, dia sangat senang. Begitu
senangnya hingga dia tidak mampu mengungkapkannya. Dia memamerkannya kepada
teman temannya. Ada kenikmatan tersendiri bagi aku ketika dia memamerkan
kejutan aku kepada teman temannya. Itu artinya dia sangat bangga mendapatkan
kejutan itu dari aku. Dan ketika aku memberikan kejutan itu, aku merasakannya.
Aku merasakan kenikmatan dari sebuah kehidupan yang dimaksud oleh orang orang
selama ini. Aku menyadari bahwa kehidupan memiliki banyak kenikmatan. Dan bila
hidup bisa senikmat ini, aku rela hidup berkali kali, aku rela hidup selama
ribuan tahun. Karena hal ini akhirnya aku berpikir bahwa hidup itu adalah
sesuatu yang baik.
c. Hidup
itu buruk tapi manusia wajib berusaha agar hidup itu menjadi lebih baik
Hidup
itu buruk memang sudah kenyataannya. Namun kita tidak bisa begitu saja menyerah
dan pasrah kepada kehidupan ini. Kita harus berjuang untuk membuatnya menjadi
lebih baik lagi, kita harus berusaha dengan segalanya yang kita mampu.
Contohnya, dulu aku pernah berada di roda terbawah kehidupan. Aku hanya ingin
membuat video namun selalu kekurangan peralatan dan anggota. Kesana kemari aku
cari, anggota dan juga peralatan, namun tetap hasilnya nihil. Berbulan bulan
juga aku sempat terombang ambing di lika liku kerasnya kehidupan. Sampai sampai
aku mempertaruhkan harga diri aku dengan memohon mohon dengan orang lain.
Bahkan aku sampai dimaki maki. Namun kesengsaraan hidup yang menyakitkan ini tetap tidak menjadi alasanku
untuk berhenti berusaha. Karena mau tidak mau, pilihanku satu satunya adalah
terus berjuang. Sebenernya saat itu sudah tidak ada lagi yang bisa aku perjuangkan.
Tidak ada lagi usaha yang bisa aku lakukan. Jadi aku terus menunggu, tanpa
pernah berpikir untuk menyerah, tanpa pernah berhenti berharap. Dan akhirnya
Tuhan menjawab dengan dorongan dipundakku. Aku dikirimkan seorang partner.
Partner yang nantinya akan terus menemaniku dalam perjalananku. Aku telah
banyak bertemu orang yang ingin bergabung bersamaku tapi tidak seperti
partnerku yang satu ini. Orang orang yang biasanya aku temui pasti akan
langsung pergi hanya dalam waktu beberapa hari. Namun partnerku yang satu ini,
dia berbeda. Dia memiliki tekad yang sama denganku, sama kuatnya, sama
gigihnya. Dan berdua kami pelan pelan bisa mengubah situasi kami menjadi lebih
baik. Walaupun kami masih belum memiliki peralatan yang memadai, namun sekarang
kami sudah memiliki peralatan yang sederhana untuk menyalurkan hobi kami dalam
membuat video. Dan sekarang, kami juga sudah cukup sukses. Sudah banyak orang
yang mengenal kami. Kehidupan kami benar benar telah membaik. Karena itu aku
percaya, kehidupan yang buruk akan dapat membaik apabila diperjuangkan dengan
sepenuh tenaga dan sepenuh hati.
2.
Masalah manusia dengan hakikat dari
karya manusia:
a. Karya
untuk nafkah hidup
Sebuah
karya bisa berguna sebagai sebuah mata pencaharian. Sebuah karya bisa kita
gunakan untuk mencari makan, menafkahi hidup. Bahkan seringkali sebuah karya
bukan hanya untuk menafkahi hidup satu orang saja, tapi berbagai orang.
Contohnya, aku adalah seorang yang memiliki kehlian dalam membuat video. Karena
keahlian aku ini, aku sering kali menggunakannya untuk mencari uang, mencari
nafkah. Kenapa aku menggunakannya untuk mencari uang? Karena aku berpikir bahwa
seorang pembuat video harus mampu membiayai hidupnya, harus mampu membeli
peralatan. Jadi aku mulai menjual keahlian aku. Pertama tama aku dibayar untuk
membuat video stopmotion. Bayaran pertama yang aku terima bisa dibilang sangat
rendah, bahkan bisa dibilang kurang. Namun aku tetap yakin bahwa jika aku
meneruskan usaha ini aku akan menghasilkan banyak uang nantinya. Jadi, aku
melanjutkannya. Bayaran untuk video stopmotion yang tadi juga perlahan lahan
aku naikkan, karna aku tahu sendiri tingkat kesulitan dan kelelahannya sehingga
aku naikkan sewajarnya. Lalu mulai ada juga yang menginginkan aku untuk membuat
video anniversary. Tantangan baru buat aku. Sebelumnya aku tidak pernah membuat
video anniversary. Yah pernah sih, namun dalam bentuk video stopmotion. Belum
pernah sama sekali membuatnya dalam bentuk video yang berbeda. Jadi aku mencoba
membuatnya. Awalnya memang tidak terlalu bagus. Jangankan pelanggan, bahkan aku
sendiri kecewa dengan hasilnya. Jadi aku hanya mendapatkan bayaran seadanya.
Namun aku tetap tidak menyerah. Aku tetap mencoba lagi. Aku membutuhkan uang
untuk kelangsungan hidup aku kelak sehingga aku terus berdoa agar orang masih
mau memesan video kepada aku. Dan ternyata aku memang masih diberikan
kesempatan. Ada orang yang memesan video anniversary yang sama kepada aku. Jadi
kali ini aku bersungguh sungguh membuatnya. Dan ternyata hasilnya bagus, jadi
pelanggan juga puas. Setelah itu semakin banyak orang yang memesan video kepada
aku. Penghasilan aku juga semakin bertambah setiap bulannya. Terlebih lagi
ketika ada kompetisi video seringkali aku mengikutinya dan memenangkannya.
Sekarang dengan penghasilan aku dalam membuat video aku berhasil menafkahi diri
aku sendiri. Bukan hanya itu saja, bahkan terkadang aku juga mampu memberi
makan teman teman aku yang ikut membantu aku membuat video. Karena itu bagi
aku, sebuah karya dapat digunakan untuk menafkahi hidup.
b. Karya
untuk kedudukan, kehormatan, dan sebagainya
Sebuah
karya juga dapat digunakan untuk memperoleh kedudukan, kehormatan, dan
sebagainya. Semakin hebat karya yang kita ciptakan, maka semakin hebat pula
kedudukan yang kita dapatkan. Contohnya, ketika aku berkarya membuat video, aku
juga menghasilkan kehormatan. Apa kehormatannya? Kehormatan itu adalah dukungan
dari para fans. Kalau begitu bagaimana cara menghitung kehormatan tersebut?
Caranya adalah dengan menghitung jumlah fans yang kita dapatkan. Semakin banyak
jumlah fansnya maka semakin banyak pula kehormatannya berarti. Dan untuk
mendapatkan banyak fans, aku harus menciptakan karya terbaik aku. Awal aku
memulai debut aku membuat video, aku sama sekali tidak memiliki fans. Jangankan
fans, bahkan yang menonton video aku saja hampir tidak ada. Ketika itu yang menonton
hanya teman teman aku saja, itu pun teman teman yang sangat akrab dengan aku.
Hobi aku sangat tidak dipandang ketika itu. Bahkan orang orang menganggap aku
adalah orang yang aneh, kurang kerjaan. Tak jarang juga aku dipandang sebelah
mata oleh orang lain, diremehkan, direndahkan serendah rendahnya. “Hanya
melakukan hal yang konyol” kata orang orang kepada aku. Bukannya menambah fans,
dahulu aku malah menambah haters. Hanya saja dengan seiring berjalannya waktu,
karya karya aku menjadi lebih baik dari sebelumnya. Orang orang menjadi mulai
mengakuinya. Bahkan saat itu ada yang sudah mulai menyukainya. Aku tidak akan
berjalan dengan gegabah saat itu, jadi aku memutuskan untuk menapakkan kaki
secara perlahan. Aku mulai mencari tahu apa hal hal yang diinginkan penonton
ketika menonton video aku, apa hal hal yang penonton sukai dari video aku.
Inilah yang aku maksud dengan berjalan pelan pelan. Perlahan lahan video yan
aku buat semakin menarik dan membuat banyak orang menyukainya. Fans aku sudah
semakin banyak. Banyak orang orang yang mendukung aku, menyemangati aku. Bahkan
orang yang dulu menghina aku sekarang juga berbalik menyemangati aku. Orang
orang mulai menaruh harapan besar kepada aku, berharap aku dapat melampaui
pendahulu pendahulu aku dalam membuat video. Bukannya aku takut, tapi ini
terdengar berat saat orang berharap banyak pada aku. Terlebih lagi saat mereka
berharap aku mendahului pendahulu aku, panutan aku dalam berkarya. Tapi dengan
berharap banyaknya orang kepada aku, aku juga merasa puas. Karena dengan
begitu, kehormatan yang dahulu aku idam idamkan telah tercapai. Aku di akui
sebagai salah satu pembuat video ternama di medan. Dan itu semua berasal dari
karya yang aku buat. Karena itu karya juga berfungsi sebagai alat penggapai
kehormatan dan kedudukan.
c. Karya
untuk menambah karya
Manusia
juga terkadang membuat sebuah karya hanya untuk menambah karya karyanya yang
telah ada. Dia membuat karya hanya untuk memperbagus karya karyanya yang telah
ada, untuk mengasah keahliannya dalam menciptakan karya tersebut. Contohnya,
aku pribadi sering sekali tidak puas dalam karya yang aku ciptakan dalam
membuat video. Dilihat dari kekurangan kekurangan aku dalam membuat video saat
baru memulai debut aku, seringkali aku iseng membuat video hanya untuk mengasah
keahlian aku. Bahkan sampai sekarangpun aku masih sering melakukannya. Aku
masih sangat ingat sekali, awal aku memulai membuat video. Pada awalnya aku
memang sangat kekurangan di segala bagian. Bukan hanya di bagian peralatan dan
juga kru, namun dalam bagian pengetahuan dalam membuat video pun aku masih
kurang. Video awal yang aku buat itu bahkan tidak dapat aku selesaikan,
berakhir menggantung setengah jalan. Setelah itu aku mulai membuat video video
dengan berbagai macam jenis untuk mengasah keahlian aku. Aku membuat video
video itu bukan untuk memperoleh kehormatan, kedudukan, apalagi untuk
mendapatkan uang. Video video itu pada dasarnya tidak aku publikasikan. Aku
membuatnya untuk aku tonton sendiri dan melihat dimana kekurangan aku, dan
memperbaikinya. Disamping itu, alasan aku membuat video itu adalah karena aku
ingin mencari keistimewaan tersendiri dalam keahlian aku. Aku ingin menciptakan
sebuah video yang belum pernah orang lain ciptakan, sehingga aku video video
ciptaan aku memiliki nilai langka. Nilai positif lain yang aku dapat ketika
membuat video video tersebut adalah aku dapat meningkatkan kinerja aku dalam
membuat video. Karena sudah terbiasa membuat video, secara otomatis kecepatan
aku dalam menyelasaikan sebuah video juga bertambah. Karena itu, aku membuat
video bukan hanya semata mata untuk mendapatkan uang atau kehormatan dan
kedudukan saja, tapi bertujuan juga untuk menambah karya karya yang aku buat
sebelumnya.
3.
Masalah manusia dengan hakikat dari
kehidupan manusia dalam ruang waktu
a. Orientasi
ke masa kini
Orang
orang yang suka berfoya foya adalah salah satu cerminan dari orang orang yang
berpikir dan berorientasi pada masa sekarang saja. Orang orang yang seperti ini
biasanya dimasa yang akan datang akan kesusahan. Orang orang yang seperti ini biasanya
membeli sesuatu hanya untuk hura hura saja di masa sekarang. Mereka tidak
berpikir untuk kedepannya nanti harus bagaimana dan apakah kekayan mereka nanti
bisa untuk mencukupi kebutuhannya di masa yang akan datang. Contohnya, aku
sendiri secara pribadi juga sering melakukan hal ini, sering berpikiran seperti
ini. Ketika aku sedang memiliki banyak uang dan banyak waktu, aku akan melalang
buana kesana kemari untuk menghamburkan uang dan waktu yang aku punya. Pernah suatu hari aku memiliki banyak uang,
dan aku tidak tahu harus aku gunakan untuk apa. Jadi aku pergi keluar sekedar
hanya untuk iseng iseng saja menghabiskan waktu. Jadi aku pergi berbelanja,
padahal saat itu tidak ada barang apapun yang aku ingin dapatkan, tapi aku
tetap berbelanja. Aku melihat lihat ke dalam sebuah toko pakaian. Awalnya aku
hanya melihat lihat dan tidak ingin beli, tapi entah kenapa tiba tiba semua
pakaian yang ada disana rasanya ingin aku beli. Jadi akhirnya aku berakhir
dengan membeli beberapa pakaian dari toko itu lalu melanjutkan perjalanan aku.
Selanjutnya aku pergi makan dengan teman teman aku. Dalam hal makan dan mengisi
perut, biasanya aku pergi ke tempat makan yang tidak terlalu mahal. Namun
ketika itu aku pergi ke tempat makan yang sangat mahal. Saat itu aku sama sekali
tidak memikirkan bagaimana jadinya nanti jika uang aku habis, aku hanya
memikirkan bagaimana aku bisa menghilangkan kebosanan aku hari itu. Dan karena
itu aku terus terusan menghabiskan uang aku tanpa henti pada hari itu. Setelah
makan tadi, aku pergi menonton bioskop. Padahal tidak ada satu filmpun yang
menarik perhatian aku ketika itu, tapi aku tetap memaksakan diri menonton
bioskop dan menghilangkan kebosanan aku. Ternyata hasilnya sia sia saja.
Kebosanan aku bukannya semakin hilang malah menjadi semakin bertambah. Aku
tertidur di dalam bioskop. Lalu setelah itu aku terus terusan menghabiskan uang
aku hingga larut malam. Dan ketika aku pulang, aku baru tersadar. Aku memiliki
banyak janji untuk pergi dengan teman teman aku. Uang itu harusnya dapat menjadi
pegangan aku saat pergi dengan teman teman aku. Aku menjadi kesulitan untuk
menangani apa yang terjadi selanjutnya. Karena itu, ketika aku ada di keadaan
seperti tadi, aku sangat tidak peduli dengan apa yang akan terjadi kedepannya.
b. Orientasi
ke masa lalu
Orang
orang yang berpikir dan berorientasi kepada masa lalu adalah orang orang yang
berpatokan kepada segala cara lama. Orang orang ini adalah orang orang yang
sulit beradaptasi pada perkembangan zaman. Mereka selalu menolak globalisasi
yang terjadi disekitarnya dan selalu keras kepala bertahan terhadap apa yang
telah ada sejak lama dalam lingkungan mereka. Contohnya, aku sendiri selalu
tidak setuju dengan adanya perubahan perubahan yang terlalu kontras terhadap
apa yang telah ada sejak lama. Seperti ketika itu saat ujian nasional hendak
dilsanakan secara online dan menggunakan komputer. Menurut aku ini sangat
berbeda jauh dengan cara yang biasanya digunakan siswa di seluruh Indonesia
sejak dulu. Bagaimana caranya kami sebagai murid bisa tiba tiba beradaptasi
dengan situasi seperti itu. Belum tentu seluruh murid di Indonesia dapat
menggunakan komputer secara baik dan benar. Kan masih ada beberapa murid di
Indonesia yang tidak terlalu mahir menggunakan komputer, bahkan masih ada yang
sama sekali tidak bisa menggunakannya. Pada poin ini saja perubahan ini sudah
memiliki banyak kekurangan. Tidak ada salahnya bila aku masih mendukung dan
berpatokan kepada cara ujian nasional yang lama. Belum lagi mengenai sistem
ujiannya. Aku mendengar bahwa sistem ujiannya mengharuskan kita tidak boleh
salah sekali saja. Kita tidak dapat menghapus jawaban kita dan mengubah jawaban
kita. Kita harus benar benar membuat piihan yang paling pasti dan tidak boleh
ragu sedikitpun, kita harus benar benar menjawab soal ujian tersebut dengan
kepastian total. Hal ini sangat bertentangan dengan sifat dasar manusia. Sifat
dasar manusia itu adalah ketidaksempuranaan. Manusia mana yang sempurna bisa
menjawab soal tersebut dengan benar semuanya tanpa ada kesalahan sedikitpun?
Setiap orang pasti dalam menjawab soal tersebut dapat melakukan kesalahan.
Apakah itu karena gugup ataupun karena ketidaksengajaan. Belum lagi setiap soal
yang kita jawab akan diberikan limit waktu. Bagaimana bisa kita menjawab soal
yang akan menentukan masa depan kita dengan dikekang oleh limit waktu? Limit
waktu itu sendiri membuat semacam tekanan yang sangat besar yang akan membuat
kita gegabah memilih jawaban. Oleh karena itu, cara ini sangat tidak effisien
bila dibandingkan dengan cara lama. Karena itu dalam kondisi ini aku lebih
memilih untuk berpikir dan berorientasi dengan cara lama.
c. Orientasi
ke masa depan
Orang
orang yang berpikir dan berorientasi ke masa depan biasanya adalah orang yang
memiliki tujuan hidup dan cita cita yang jelas. Dia pasti aku mengatur segala
sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang, dia akan mempersiapkannya.
Tidak hanya itu saja, orang orang seperti ini juga pasti akan belajar dari masa
lalu untuk mempermudah kehidupannya di masa yang akan datang. Orang orang
seperti ini biasanya dalam menggapai tujuannya seringkali melalui banyak
rintangan namun tetap tidak menyerah menggapai tujuannya. Contohnya, aku
memiliki sebuah cita cita dalam hidup aku. Cita cita ini adalah cita cita aku
yang paling utama. Aku memilih cita cita yang dapat aku wujudkan agar tidak
terdengar terlalu mustahil. Aku bercita cita untuk menulis sebuah buku, dan
buku itu kelak nantinya akan dijadikan sebuah film, dan film itu yang
menyutradarai adalah aku, dan yang menjadi tokoh utamanya adalah aku juga, dan
yang mengisi soundtrack film itu nanti adalah aku sendiri juga. Cita cita aku
barusan adalah hal yang belum pernah dilakukan oleh orang lain, dan setau aku
di Indonesia juga belum pernah ada orang yang melakukan hal itu. Jadi aku akan
membuat rekor menjadi orang yang pertama melakukan hal itu di Indonesia. Aku
memulai tujuan aku itu dengan mulai menulis cerita novel aku. Novel ini akan
aku tulis sebagus mungkin, semenarik mungkin, seistimewa mungkin agar dalam
perilisannya nanti akan banyak orang yang membeli novel ini. Aku masih belum
dikenal dalam dunia yang seperti ini jadi aku berencana untuk membuat kesan
pertama yang spektakuler ketika memasuki dunia ini. Karena itu aku akan
membuatnya menjadi novel yang hits besar, laku keras, dan membuat produser
produser film layar lebar tertarik untuk menjadikan novel ini menjadi sebuah
film. Jadi, sewaktu aku menulis novel ini, aku akan menselangkan diri aku untuk
mengasah keahlian aku dalam membuat video, keahlian aku dalam menjadi
sutradara. Mungkin jadinya malah novel ini yang hanya perkerjaan selingan bagi
aku, tapi itu tidak masalah. Karena aku tau menulis novel itu yang sangat bagus
itu butuh waktu yang lama untuk berpikir jadi aku memanfaatkan waktu berpikir
itu untuk membuat video. Karena aku ingin menjadi tokoh utamanya juga, jadi
ketika aku membuat video aku menjadikan diri aku sendiri sebagai tokoh
utamanya. Aku mengasah keahlian aku dalam berakting juga. Banyak rintangan yang
aku alami ketika aku melakukan ketiga hal ini sekaligus, namun aku tidak
khawatir. Aku telah mempersiapkan semuanya. Apa saja kendala yang akan aku
hadapi aku telah mempersiapkannya, siapa penerbit yang akan aku tuju apabila
novel ini telah selesai aku sudah mempersiapkannya, hal hal lain juga telah aku
persiapkan. Karena itu, berpikir dan berorientasi kepada masa yang akan datang
sering kali memberi aku kemudahan yang tidak bisa aku duga duga.
4.
Masalah manusia dengan hakikat dari
hubungan manusia dengan alam sekitarnya:
a. Manusia
tunduk kepada alam yang dahsyat
Alam
memiliki kendali besar dalam kehidupan kita. Tanpa alam para manusia tidak akan
dapat bertahan hidup di muka bumi ini. Dan kedikdayaan alam yang maha perkasa
ini, membuat para manusia harus tunduk bertekuk lutut dihadapan sosoknya.
Contohnya, aku pernah merasakan gempa bumi sekali dulu sewaktu aku masih berada
di sekolah dasar. Ketika itu aku berada di gedung yang memiliku 3 tingkat. Aku
berada di tingkat ketiga. Detik detik sesaat sebelum gempa terjadi tempat itu
sangat tentram. Bisa dibilang sangat mustahil saat itu untuk mengira kejadian
seperti gempa bumi akan berlangsung. Beberapa saat setelahnya terjadi keributan
di sana sini. Aku terheran awalnya ada apa, aku tidak merasakan apa apa ketika
itu, mungkin karena hentakan kaki yang sangat ribut dari kerumunan yang ada
disana ketika itu. Namun ketika lantai itu semakin kosong, aku merasakannya.
Aku merasakan getaran yang tidak masuk akal di telapak kakiku. Pandanganku
mulai menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Kulihat barang barang yang
berada dalam bidang datar perlahan lahan bergerak menurun. Sudah jelas bagiku
untuk berpikir bahwa terjadi distorsi di bawah kakiku, di lempengan tanah
gedung yang sedang menampungku ini. Dengan menyadari situasi yang terjadi
sekarang, akupun ikut berlari ke bawah mencoba untuk menyelamatkan diriku sendiri.
Aku berada di lantai 3 dan menuruni tangga ke lantai 2. Saat aku melirik lantai
dibawahku itu, lantai itu hampir kosong. Seluruh penghuninya telah
menyelamatkan dirinya masing masing. Aku semakin panik, semakin ketakutan,
semaki tidak dapat berpikir secara jernih. Jadi aku mempercepat langkahku dan
mulai mengerahkan segala tenaga yang ada di tubuh kecilku ini untuk bisa
selamat dari bencana yang tidak diduga duga ini. Aku melanjutkan untuk turun ke
lantai 1. Gempanya masih belum berhenti memporak porandakan gedung ini. Rasa
ketakutanku semakin memuncak. Bayangan akan diriku yang tidak dapat selamat
dari gedung ini mulai terlintas di kepalaku. Aku mengabaikannya dan menutup
mataku berharap bayangan itu segera hilang. Namun usahaku tidak berhasil sama sekali.
Jadi tidak ada pilihan lain bagiku selain melanjutkan langkahku untuk dapat
keluar dari gedung itu. Dan akhirnya aku berhasil selamat. Sesaat setelah aku
keluar dari gedung itu, gempa itu berhenti. Kami semua menunggu diluar untuk
mencari tahu apakah gempa itu akan mengamuk lagi, jadi kami tidak ada yang mau
masuk kedalam gedung itu untuk sementara waktu. Setelah beberapa menit berlalu,
nampaknya kerumunan orang diluar gedung mulai teryakinkan. Mereka mulai
memasuki gedung satu persatu. Saat itu aku tertegun sejenak, berdiam diri,
menengadahkan kepalaku ke atas. Aku menatap langit, dan berpikir. Dari situasi
barusan, aku mengingat beberapa hal yang sempat aku lupakan. Aku lupa bahwa
alam ini sangat perkasa. Bodohnya manusia manusia ini berpikir bahwa alam itu
adalah hal yang sepele. Kalau kuingat ingat lagi, manusia juga semuanya
bergantung kepada alam. Kendaraan bermotor yang ada diluar sana tidak akan
bergerak bila tidak ada bahan bakar minyak. Bahkan makanan dan minuman kita
semuanya alam yang menyediakan. Maka daripada itu, sejak saat itu, aku tidak
pernah melupakannya. Saat itu adalah hari dimana aku mulai yakin akan manusia
yang tunduk kepada keperkasaan alam.
b. Manusia
berusaha menjaga keselarasan dengan alam
Bersahabat
dengan alam juga merupakan suatu keharusan bagi para manusia. Bagaimana jadinya
kita para manusia bila alam membenci kita? Apa yang akan terjadi bila alam
menghilang dari kita? Tentunya umat manusia juga akan musnah dari muka bumi
ini. Maka daripada itu kita umat manusia harus menjaga alam ini. Contohnya,
ketika aku kecil aku pernah ikut acara gotong royong yang diadakan oleh
sekolah. Ketika itu aku disuruh untuk menanam pohon di suatu daerah yang sangat
tandus. Sepanjang aku memandang, mataku hanya menangkap tanah yang tandus dan terik
matahari yang menyilaukan. Awalnya aku bertanya tanya kenapa para guru
memerintahkan kami untuk menanam tanaman di daerah ini. Kenapa harus kami, saat
lebih banyak orang yang lebih mengerti tentang tanaman yang harusnya
menanamnya. Namun ketika aku sampai disini, aku akhirnya mengerti semuanya,
alasan kenapa guru guru memerintahkan kami hal ini. Aku menciumnya,
menghirupnya, udara disekitar sini. Pengap, tidak segar, kekurangan, itulah
kata kata yang bisa aku ungkapkan untuk menggambarkan udara yang ada
disana. Lalu aku menengadah ke atas,
kulihat silaunya matahari dengan sedikit menyipitkan mataku. Sangat panas, itu yang bisa aku rasakan. Suhu udara
yang ada disini sangat jauh berbeda ketika aku berada disekolahku dengan
banyaknya pepohonan rindang. Aku jadi sadar, bahwa yang menciptakan kenyamanan
yang ada disekitar manusia selama ini adalah alam yang terawat. Jika kita tidak
memberikan alam kenyamanannya juga, maka apa jadinya bila mereka menarik
kembali kenyamanan yang telah mereka berikan kepada kita? Maka daripada itu,
ketika itu aku menyadari pentingnya tindakan manusia dalam keselarasan yang ada
di alam ini. Dan saat itu, aku menanam tanaman tanaman itu dengan sungguh
sungguh, sepenuh hatiku. Di setiap sekop tanah yang aku gali di permukaan itu, aku
berharap kelak tanaman yang aku tanam ini dapat menjadi tanaman yang akan
memberikan kenyamanan kepada banyak orang. Aku berharap kelak alam ini akan
membalas kenyamanan yang telah aku berikan kepadanya. Dan muli pada saat itu
juga, aku mulai bersungguh sungguh untuk menjaga keselarasanku dengan alam.
c. Manusia
berhasrat menguasai alam
Keperkasaan
alam itu sendiri juga merupakan salah satu dari kelemahan alam itu sendiri.
Semakin perkasa alam dimata seseorang maka akan semakin kuat rasa cemburunya.
Akan semakin kuat perasaannya untuk menguasai alam tersebut. Manusia yang pada
dasarnya adalah makhluk yang penuh dengan rasa iri dan rasa ingin menguasai
segalanya pasti cepat atau lambat akan mengambil tindakan untuk menaklukkan
alam ini. Contohnya, bahkan aku pribadi pernah berpikir untuk menguasai alam
ini seorang diri. Dalam pikiran aku akan sangat menyenangkan, akan sangat hebat
bila aku dapat menguasai atau menaklukkan alam ini. Bahkan bila hanya
sepersekian dari alam ini yang dapat aku taklukkan, itu bukan masalah bagi aku.
Pemikiran ini mulai terlintas dikepala aku ketika aku melihat banyaknya orang
orang diluar sana yang menjadi kaya dengan memanfaatkan alam. Mereka
mendapatkan uang dengan menguras segala kekayaan yang dimiliki alam ini, tanpa
ada niat untuk memperbaiki kerusakan yang mereka buat dari tindakan mereka.
Mereka menyiksa alam hanya untuk kenikmatan mereka. Besarnya jumlah kenikmatan
yang mereka peroleh membuatku buta. Dengan kenikmatan yang seperti itu aku
pasti bisa menikmati kenikmatan kenikmatan hidup yang belum pernah aku nikmati
sebelumnya. Jadi aku berpikir kalau tidak akan masalah kalau aku juga ikutan
mengorek sedikit kekayaan yang ada di alam ini. Hal ini aku awali dengan menebang bambu bambu yang ada disekitar rumah
aku lalu menjualnya kepada orang. Aku mengambil segala hal dari alam ini yang
bisa aku jual untuk aku jual kepada orang lain. Tidak hanya di sekitar rumah
aku, bahkan aku juga menjarah kekayaan alam yang daerahnya jauh dari rumah aku.
Seperti gunung misalnya. Ketika aku naik gunung, aku mengambil beberapa hal
yang bisa aku jual dari gunung tersebut. Walaupun tidak bertahan lama, namun
memang sangat aku akui bahwa hasrat aku sangat besar pada saat itu. Hasrat aku
untuk menguasai alam seorang diri.
5. Masalah
manusia dengan hakikat dari hubungan manusia dengan sesamanya:
a. Orientasi
kolateral (horizontal), rasa ketergantungan kepada sesamanya (berjiwa gotong
royong)
Manusia
sejak dahulu itu memiliki rasa untuk ingin hidup bersama dengan yang lain.
Manusia itu tidak bisa hidup tanpa adanya bantuan orang lain. Maka dari itu
manusia sangat bergantung pada manusia yang lain sehingga saling membantu
antara satu dengan yang lainnya. Contohnya, ketika aku ingin membuat video aku
membutuhkan bantuan orang lain. Walaupun itu cuma satu orang tapi aku tetap
membutuhkan bantuannya. Aku punya partner yang selalu bersama aku ketika aku
akan membuat video. Kami saling bergotong royong dalam menyelesaikan sebuah
video. Video yang aku buat tidak akan dapat selesai dengan semestinya apabila
dia tidak ada. Begitu pula sebaliknya, video yang dibuat olehnya tidak akan
selesai dengan semestinya apabila aku tidak ada. Dalam melakukan berbagai hal
tidak jarang juga aku meminta bantuan orang lain. Ketika aku hendak membuat
kejutan, aku membutuhkan bantuan orang lain, bahkan dalam jumlah yang banyak.
Bantuan disini bukan hanya membantu dalam hal hal yang kecil saja, bukan dalam
skala kecil. Dalam bergotong royong, seseorang harus diberikan porsi pekerjaan
yang hampir sama. Ketika halnya aku dalam membuat video. Partner aku akan
mendapatkan tugas mengeluarkan peralatan dan mengatur peralatan. Sedangkan aku
sebagai sutradara akan bertugas untuk mencari daerah yang tepat untuk
meletakkan kamera berdasarkan pencahayan, dan juga tentu saja bertugas untuk
menyutradarai video tersebut. Dan dalam membuat kejutan juga teman teman aku
membantu dengan memberikan beberapa keperluan aku dalam membuat kejutan.
Seperti misalnya mobil, lokasi pelaksanaan kejutan, dan lain lain. Jadi, pada
dasarnya bergotong royong dapat membuat segala urusan menjadi cepat selesai.
Dan karena aku memiliki hasrat ingin melakukan segala sesuatu dengan cepat, dan
juga karena aku tidak bisa melakukan beberapa hal sendirian, aku juga memiliki
rasa ketergantungan terhadap orang lain.
b. Orientasi
vertical, rasa ketergantungan kepada tokoh tokoh atasan dan berpangkat
Seseorang
dalam hidup pasti membutuhkan orang atau tokoh atasannya untuk membantunya
dalam mengatasi permasalahan hidup. Seseorang pastinya membutuhkan seorang
panutan untuk menjalani hidupnya, seorang manusia harus memiliki sebuah contoh
untuk melakukan sesuatu. Contohnya, aku sebagai pembuat video tidak mungkin
dapat memulai hobi aku ini apabila tidak melihat seseorang yang duluan
melakukannya. Aku pasti memulai hobi ini ketika aku telah melihat ada seseorang
yang melakukannya, dan aku menyukainya. Karena itu aku menjadikan kegiatan
membuat video ini menjadi hobi aku. Dalam masalah aku, orang yang menjadi
panutan aku dalam membuat video adalah seorang youtubers. Dia bukanlah seorang
youtubers terkenal seperti yang ada di luar negeri itu. Dia adalah seorang
youtubers lokal yang berasal dari Indonesia ini sendiri. Orang itu adalah
Chanda Liow, dengan channel youtube nya yang diberi nama Tim2One. Pertama
sekali aku melihat Chandra adalah melalui media sosial instagram. Ketika itu
aku hanya iseng iseng saja melihat apa yang sedang menjadi topik hangat di
dunia ini, dan saat itulah nama Chandra Liow muncul di mata aku. Ketika itu aku
melihat video video Chandra yang luar biasa menyenangkan itu melalu akun
instagramnya. Dan sejak saat itu aku terus mengikuti perkembangan dari Chandra.
Apa yang dilakukannya, apa saja hal baru yang dimulainya, semuanya aku ikuti.
Hingga suatu saat aku berpikir. Ketika seseorang dapat menarik banyak orang
dengan perbuatan sesimpel ini, lantas kenapa aku tidak bisa? Jadi aku mulai
berpikir bagaimana aku bisa menjadi seperti Chandra. Aku berpikir dan terus
berpikir. Hingga saat itu terlintas sebuah ide dikepala aku untuk mengikuti
jejaknya Chandra Liow. Aku akan membuat video, teriak benak aku. Jadi semenjak
itu aku mulai membuat buat video yang sama dengan Chandra, dan kemudia akhirnya
aku mampu menguasainya. Namun pembelajaran aku dengan Chandra tidak hanya
sampai disitu saja. Aku terus mengambil ilmu dari Chandra bahkan sampai
sekarang. Karena Chandra masih belum berhenti membuat video, jadinya aku juga
masih dapat mengambil ilmu darinya. Ilmu ilmu baru yang Chandra munculkan di
setiap video barunya selalu aku serap dengan baik. Karena itulah aku sebagi
manusia selalu membutuhkan sebuah panutan atau orang yang kedudukannya lebih
tinggi daripada aku.
c. Individualisme
menilai tinggi atas kekuatan sendiri
Seorang manusia itu harus dapat mandiri. Walaupun
manusia itu adalah makhluk sosial, bukan berarti dia harus bergantung kepada orang
lain setiap saat. Ada kalanya dia harus melakukan segala sesuatunya sendirian.
Namun ketika manusia terlalu mengandalkan diri sendiri, manusia akan terkuasai
oleh sikap sombong yang tinggi. Sebaga contoh, aku secara pribadi adalah orang
yang mandiri. Seringkali aku melakukan segala hal sendirian. Aku berjuang dalam
lulus ujian nasional dan diterima di perguruan tinggi negri favorit adalah
karena usaha aku sendiri. Aku membuat video kadang juga berusaha sendirian.
Membuat kejutan untuk seseorang sendirian. Mengatasi masalah yang sulit
sendirian. Banyak hal yang pernah aku lakukan sendirian. Sehingga aku sekarang
enggan meminta bantuan orang lain, bahkan sekarang aku hampir tidak pernah
meminta bantuan orang lain. Awalnya aku tidak yakin dengan apa yang aku lakukan
sendirian, namun setelah aku berhasil melewatinya dengan tanpa ada masalah, aku
menjadi semakin percaya diri. Namun dengan memiliki sifat ini dalam diri aku,
membuat aku jarang berinteraksi kepada orang lain. Kepercayaan aku terhadap
diri aku yang tinggi membuat aku tidak percaya kepada orang lain. Aku cenderung
menyendiri dan asik terhadap diri sendiri. Aku menjadi terlihat sedikit
sombong. Walaupun maksud aku sendiri bukan begitu, tapi orang orang memandang
aku sebagai orang yang sombong dan angkuh. Aku akui juga aku memang memiliki
sifat tersebut, namun tidak untuk aku kembangkan menjadi lebih besar lagi.
Namun bila aku terus terusan menghindari orang lain, maka sifat ini akan tumbuh
semakin besar dalam diri aku. Namun aku juga tidak ingin membuat diri aku
bergantung kepada orang lain. Karena itu, aku mengakui invidualisme diriku dan
menilai tinggi kekuatan aku sendiri.
No comments:
Post a Comment